Aryna Sabalenka Dedikasikan Kemenangan US Open Bagi Keluarganya
Aryna Sabalenka Dedikasikan Kemenangan US Open Bagi Keluarganya - Aryna Sabalenka mendedikaskan gelar US Open yang ia menangkan musim 2024 kepada keluarganya yang tidak pernah menyerah pada mimpinya setelah gelar Grand Slam ketiga ia raih pada musim yang penuh tantangan dalam kehidupan pribadinya.
Petenis peringkat 2 dunia mengalahkan Jessica Pegula dengan dua set langsung demi memenangkan gelar US Open untuk kali pertama dalam kariernya setelah ia memenangkan gelar Australian Open dalam dua musim terakhir.
Gelar US Open tersebut merupakan gelar Grand Slam pertama yang ia menangkan sejak kematian mantan kekasihnya pada bulan Maret setelah ia hanya melenggang ke perempatfinal French Open dan melewatkan Wimbledon karena cedera.
Mantan pemain es hoki, Konstantin Koltsov yang pernah menjadi bintang NHL, menghembuskan napas terakhir yang diduga karena bunuh diri ketika menginjak usia 42 tahun.
Sementara lima tahun lalu, ayah petenis peringkat 2 dunia, Sergiy meninggal dunia karena meningitis saat usianya baru 43 tahun.
“Setelah saya kehilangan ayah saya, tujuan saya selalu untuk mencatatkan nama keluarga kami dalam sejarah tenis,” ungkap Sabalenka.
“Setiap kali saya melihat nama saya di trofi itu, saya merasa begitu bangga dengan diri saya sendiri, saya merasa bangga dengan keluarga saya yang tidak menyerah pada mimpi saya, dan bahwa mereka melakukan semua hal yang bisa mereka lakukan agar saya terus melangkah.”
“Saya mendapatkan peluang ini dalam hidup, jadi, ini benar-benar berarti banyak. Ini selalu menjadi mimpi saya.”
Di final US Open, petenis unggulan kedua memanggil senjata andalannya, yaitu servis dan groundstroke brutal demi mengandaskan petenis unggulan keenam, Pegula.
“Saya tahu bahwa saya harus melakukannya. Itulah satu-satunya cara yang berhasil bagi saya,” tutur Sabalenka.
“Setiap kali saya menghentikan lengan saya dan bola melayang di tribun, jadi sejak lama saya memutuskan untuk diri saya sendiri di momen-momen penting seperti itu saya harus melakukannya, saya harus mengayun.”
Sementara kekalahan tersebut muncul selama musim yang pasang surut bagi Pegula. Setelah merasa kelelahan secara mental di Australian Open, ia mengalami cedera tulang rusuk yang memaksanya melewatkan seluruh musim clay-court, termasuk French Open.
Ia kembali beraksi di musim grass-court dengan memenangkan gelar di Berlin. Setelah kalah di babak kedua Wimbledon dan Olimpiade, ia mempertahankan gelar Canadian Open, Toronto dan menjadi runner up di Cincinnati setelah kalah dari Sabalenka.
Pegula pun menyelesaikan musim hard-court di Amerika Utara pada paruh kedua musim 2024 dengan memetik 15 kemenangan dari 17 pertandingan yang ia lakoni.